Minggu, 21 Maret 2010

GAGAL GINJAL


I. Gagal Ginjal Akut

A. Definisi

Gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba biasanya tidak sluruhnya dan reversible bila ditangani dengan segera dan dengan tindakan yang tepat.

B. Etiologi

Penyebab gagal ginjal akut dibagi menjadi 3 kategori yaitu :

1. Kegagalan prarenal terjadi akibat keadaan yang tidak berkaitan dengan ginjal tetapi merusak ginjal. Perbaikan dapat terjadi dengan cepat setelah keadaan tersebut diperbaiki, misalnya hipovolemi atau hipotensi, penurunan curah jantung dan peningkatan vaskositas darah.

2. Kegagalan intrarenal adalah jenis gagal ginjal akut yang terjadi akibat kerusakan primer jaringan ginjal itu sendiri. Terjadi akibat nekrosis tubulus iskemik. Penyebab utamanya adalah penurunan aliran darah di ginjal.

3. Kegagalan pasca renal adala jenis gagal ginjal akut yang terjadi akibat kondisi-kondisi yang mempengaruhi aliran urin keluar ginjal mencakup cedar dan penyakit ureter, kandung kemih atau uretra. Terjadi akibat obstruksi dari respon beberapa factor termasuk batu yang tidak di obati, tumor infeksi berulang, hipertrofi prostate atau kandung kemih neurogenik.

C. Manifestasi klinis

- Oliguria (penurunan pengeluaran urin)

- Azotemia (peningkatan senyawa-senyawa bernitrogen dalam darah)

- Hiperkalemia

D. Komplikasi

- Jantung : edema paru, aritmia, efusi pericardium.

- Gangguan elektrolit : hiperkalemia, hiponatremia, asidosis.

- Neurologi : iritabilitas neuromuscular, flap, tremor, koma, gangguan kesadaran, kejang.

- Gastrointestinal : nausea, muntah, gastritis, ulkus peptikum, perdarahan gastrointestinal.

- Hematologi : anemia, diatesisi hemoragik.

- Infeksi : pneumonia, septicemia, infeksi nososkomial.

E. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang terpenting adalah mengetahui dimana kelainannya. Kemudian gagal ginjal ditatalaksana sampai fungsinya kembali. Bila kelainan praginjal, perbaikan dapat langsung terjadi bila faktor penyebabnya dihilangkan. Pada kasus obstruksi, penyebab harus dihilangkan secara permanen karena dapat terjadi gangguan tubulus yang berat, diuresis masif dapat terjadi setelah obstruksi akut dihilangkan.

Penatalaksanaan secara umum adalah :

1. Diagnosa dan tatalaksana penyebab

- Kelainan praginjal dilakukan pengkajian klinis meliputi factor pencetus, keseimbangan cairan, dan status dehidrasi. Kemudian diperiksa konsentrasi natrium urin, volume darah dikoreksi, diberikan diuretic, dipertimbangkan inotropik dan dopamine.

- Kelainan ginjal. Dilakukan pengkajian klinis, uniralisa, mikroskopik urin, dan pertimbangan kemungkinan biopsy ginjal, arteriografi atau tes lainnya.

- Kelainan pascaginjal. Dilakukan pengkajian klinis meliputi apakah kandung kemih penuh, ada pembesaran prostate, gangguan miksi atrau nyeri pinggang. Dicoba pemasangan kateter urin. Selain untuk mengetahui adanya obstruksi juga untuk pengawasan akurat dan urin dan mengambil bahan pemeriksaan. Bila perlu dilakukan USG ginjal.

2. Penatalaksanaan gagal ginjal

- Mencapai dan mempertahankan keseimbangan natrium dan air.

- Memberi nutrisi yang cukup. Bisa melalui suplemen tinggi kalori atau hiperalimentasi intravena.

- Mencegah dan memperbaiki hiperkalemia. Dilakukan perbaikan asidosis, perbaikan glukosa dan insulin intravena, penambahan kalium, pemberian kalsium intravena pada kedaruratan jantung dan dialysis.

- Mencegah dan memperbaiki infeksi, terutama ditujukan terhadap infeksi saluran nafas dan nosokomial.

- Mencegah dan memp[erbaiki perdarahan saluran cerna

- Dialysis dini atau hemofiltrasi sebaiknya tidak ditunda sampai ureum tinggi, hiperkalemia ata terjadi kelebihan cairan.

II. Gagal Ginjal Kronis

A. Definisi

Stadium pencegahan infeksi perlu dilakukan Gagal ginjal kronik adalah destruksi struktur ginjal yang progresif dan terus menerus. Penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan ireversibel. Gangguan fungsi ginjal adalah penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan ringan, sedang, berat. Azotemia adalah peningkatan BUN dan ditegakkan bila konsentrasi ureum plasma meningkat. Uremia adalah sindrom akibat gagal ginjal yang berat.

B. Etiologi

Penyebab gagal ginjal kronis adalah :

a. Hipertensi

b. Glomerulonefritis

c. Infeksi saluran kemih

d. Diabetes mellitus

e. Ginjal polikista

f. Uropati obstruktif

C. Patofisiologi

Pada awal perjalanannya keseimbangan cairan, penanganan cairan, penanganan garamdan penimbunan zat-zat sisa masih bervariasi dan bergantung pada bagian ginjalyang sakit. Sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25% normal. Manifestasi klinis gagal ginjal kronik mungkin minimal karena nefron-nefron sisa yang sehat mengambil alih fungsi nefron yang rusak. Nefron yang tersisa meningkatkan kecepatan filtrasi, reabsorbsi dan sekresinya serta mengambil hipertrofi. Seiring dengan makin banyaknya nefron yang mati, maka nefron yang tersisa menghadapi tugas yang semakin berat, sehingga nefron-nefron tersebut ikut rusak dan akhirnya mati. Sebagiab dari siklus kematian ini tampaknya berkaitan dengan tuntutan pada nefron-nefron yang ada untuk meningkatkan reabsorbsi protein. Seiring dengan penyusutan progresif nefron-nefron, terjadi pembentukan jaringan parut dan aliran darah ginjal mungkin berkurang. Pelepasan rennin mungkin meningkat, bersama dengan kelebihan beban cairan, dapat menybabkan hipertensi. Hipertensi mempercepat gagal ginjal, mungkin dengan meningkatkan filtrasi protein-protein plasma.

D. Manifesttasi klinis

- Pada penurunan cadangan ginjal, tidak tampak gejala-gejala klinis.

- Pada insufisiensi ginjal, dapat timbul poli uria (peningkatan pengeluaran urin) karena ginjal tidak mampu memekatkan urin.

- Pada gagal ginjal, pengeluaran urin turun akibat GFR yang sangat rendah. Hal ini menyebabkan peningkatan beban volume, ketidakseimbangan elektrolit, asidosis metabolic, azotemia dan uremia.

- Pada penyakit ginjal stadium-akhir, terjadi azotemia dan uremia berat. Asidosis metabolic memburuk, yang secara mencolok merangsang kecepatan pernapasan. Timbul hipertensi, anemia, osteostrofi, hiperkalemia, ensefalopati uremik, dan pruritus (gatal). Dapat terjadi gagal jantung kongestif dan perikarditis. Tanpa pengobatan terjadi koma dan kematian.

E. Pemeriksaan fisik

Sinar X dan USG

F. Penatalaksanaan

- Penurunan cadangan dan insufisiensi ginjal, tujuan penatalaksanaan adalah memperlambat kerusakan nefron lebih lanjut, terutama dengan restriksi protein dan obat-obatan antihipertensi.

- Pada gagal ginjal, terapi ditunjukkan untuk mengkoreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

- Pada penyakit ginjal stadium akhir, terapi berupa dialysis atau transplantasi ginjal.

- Pada semua stadium pencegahan infeksi perlu dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarlah yang santun, terimakasih